Home / Look Creative Blog / Pagelaran Wayang di Pati, Bupati Sudewo: Sengkuni Masih Ada, Waspadai Dalang Adu Domba!

Pagelaran Wayang di Pati, Bupati Sudewo: Sengkuni Masih Ada, Waspadai Dalang Adu Domba!

PATI – Pagelaran wayang kulit di Desa Semampir, Minggu (6/7) malam, tak hanya menyajikan hiburan budaya, tetapi juga menjadi momen penyampaian pesan moral dari Bupati Pati, Sudewo, kepada masyarakat.

Dengan lakon “Banjaran Sengkuni”, pertunjukan wayang tersebut menurut Bupati bukan sekadar tontonan, melainkan sarat akan makna dan peringatan bagi kehidupan bermasyarakat.

“Dipilihnya lakon ini pasti ada arti dan tujuannya. Tujuannya jelas yaitu agar kita semua warga Kabupaten Pati meningkatkan kewaspadaan,” ujar Sudewo dalam sambutannya.

Ia menyebut tokoh Sengkuni dan Raden Haryo Suman sebagai simbol provokator, penghasut, dan penyebar adu domba yang hingga kini masih relevan.

“Sekarang ini pun masih ada Sengkuni, masih ada Raden Haryo Suman, masih ada dalang-dalang kerusuhan yang tidak ingin melihat Kabupaten Pati maju. Maka kita semua harus waspada terhadap fitnah dan adu domba,” tegasnya.

Di hadapan masyarakat, Bupati juga menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang amanah.

“Watakku Satrio, lakuku Utomo. Saya ingin menjadi Bupati yang membangun untuk rakyat Kabupaten Pati, bukan untuk kepentingan pribadi,” tandasnya.

Tak hanya itu, Sudewo juga meluruskan kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sempat menjadi polemik. Ia menyampaikan bahwa penyesuaian PBB sudah diatur dalam undang-undang dan seharusnya bisa naik hingga 2.000 persen setiap tiga tahun. Namun, pemerintah tidak mengambil langkah ekstrem itu.

“Ini bukan untuk menindas rakyat, melainkan untuk mempercepat pembangunan,” jelasnya.

Acara ditutup dengan ajakan Bupati kepada seluruh masyarakat untuk bersatu dan saling mendukung demi kemajuan bersama.

“Tujuan kita membangun adalah untuk kebaikan bersama. Tidak ada niat menekan rakyat. Semoga niat baik ini diridhai oleh Allah SWT,” pungkasnya.

Pagelaran wayang malam itu pun menjadi refleksi sekaligus pengingat bahwa nilai-nilai budaya bisa menjadi media edukasi yang kuat bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *